Tuesday, October 9, 2007

Satu Detik setelah Loe Koit ! - Bag. 2/3

Mulai dari gembel s/d presiden, mulai dari koruptor s/d provokator, mulai dari pembunuh s/d Kyiai, Bikshu, Pdt/Nabi pendeknya entah siapapun kita ini harus mati. Yang beda hanya caranya saja, normal ataukah abnormal, mati sakit ataukah mati dibunuh, karena usia tua ataukah karena bunuh diri atau bisa juga mati karena digilas lebur jadi bubur ama kereta api. Tetapi semua makhluk hidup di dunia ini mulai dari binatang, tumbuh-tumbuhan s/d manusia memiliki satu tujuan yang sama ialah "kematian'!

Tujuan dari dilahirkan dimuka bumi ini adalah kematian, sehingga timbul pertanyaan dan pikiran kenapa harus dilahirkan kalau toh nantinya harus mati juga? Apa gunanya hidup ini kalau harus diakhiri dengan kematian? Agaknya menuju ke kematian itu adalah konsep kunci untuk menjawab pertanyaan mengapa manusia harus hidup.

Walaupun manusia sudah bisa menjabarkan seluruh rahasia dari DNA, bahkan bisa mengkloning kehidupan, tetapi kenyataannya pertanyaan yang simpel tsb diatas masih belum mampu dijawab secara rasional, karena s/d saat ini kita belum bisa menguak rahasia dari kematian secara ilmiah.

Lucunya walaupun kita ini tahu bahwa kita ini harus mati dan `tidak mungkin" bisa melawan kematian, tetapi sejak ribuan tahun manusia itu tetap saja mencoba terus untuk melawan kematian dan kita tidak mau menerima kenyataan, bahwa kita itu harus mati.

Mulai dari gembel s/d profesor, walaupun mereka sudah di vonis musti mati, tetapi mereka tetap saja ingin berusaha terus dengan segala macam daya upaya untuk bisa hidup terus atau minimum memperpanjang hidup mereka.

Kalaupun ada "keabadian", ia cuma berarti sirkulasi infra-human saja. Misalnya, daging yang membusuk jadi tanah, jenasah yang dikremasi jadi abu, dll. Maka, hanya manusia yang bisa meninggal. Sedangkan sisanya cuma mati-busuk-habis, tanpa embel-embel. Tapi dalam diri manusia, kematian memperoleh dimensi sejati ialah "tempat/saat" sejarah (ruang/waktu) manusia menjadi keabadian. Jadi hidup terus di dalam dunia maya saja.

Sebenarnya udah jelas tujuan hidup kita ini ialah kematian, tetapi 99,9% manusia didunia ini tidak ada yang mempersiapkan kehidupannya untuk menuju kematian, boro-boro untuk mempersiapkannya memikirkannya azah ogah.

Tanya azah sama diri sendiri, apakah terpikirkan oleh Anda bagaimana kalau Anda besok meninggal dunia? Tidak! Yang terpikirkan oleh mang Ucup adalah bagaimana saya bisa menikmati hari weekend dan liburan Lebaran yang akan datang ini, bagaimana saya bisa menikmati hasil pensiun saya dihari tua? Bagaimana saya mempersiapkan diri setelah masa studi saya, masa lajang saya dst-nya, tetapi enggak pernah kepikir tuh mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.

Walaupun kita semuanya sadar bahwa hidup ini hanya untuk sesaat waktu saja, tetapi kita fokuskan seluruh energi/waktu/uang/keluarga hanya untuk mempersiapkan kehidupan dihari esok, lihat saja kita sekolah bertahun-tahun untuk mempersiapkan kehidupan dihari esok, begitu juga kita menabung untuk kehidupan di hari esok. Tetapi tanyalah sama diri sendiri, kapan kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian? Adakah pelajaran atau sekolah untuk menghadapi atau mempersiapkan kematian? Atau kuliah untuk bisa meraih gelar Dr Koit !

Bahkan Alkitab sekalipun isinya 99% hanya untuk memberikan bimbingan bagaimana kita menjalani hidup di dunia ini. Jadi bukan bagaimana caranya nanti kita menjalani kehidupan surgawi kita.

Tanpa diduga dan tidak bisa diramalkan, suka atau tidak, kematian "PASTI" akan datang menjemput saya maupun Anda, tetapi persiapan apa yang sudah kita lakukan untuk menghadapi hari kematian kita?

Pada saat kematian tiba, kita tidak perlu packing koper, karena kita datang telanjang, maka pulangpun telanjang pula tanpa koper ataupun tas kerecek. Kita tidak perlu pamitan dengan siapapun juga. Entah tugas kita selesai atau tidak selesai, tanpa bisa ditawar lagi kita harus berangkat pada saat itu juga. Hari kematian kita tidak bisa ditawar barang satu detik pun juga.

Banyak orang berduka dan menangis, apabila melihat mayat yang terbujur kaku, karena hal yang sama pasti akan ia alami juga, hanya kita tidak tahu waktunya saja kapan?

Hal ini yang mengakibatkan banyak orang menilai bahwa kematian itu adalah sesuatu hal yang negativ, kalau tidak demikian kenapa harus ke Dr untuk memperpanjang hidup. Untuk itu; kita manusia mencari jalan agar dapat menetralisir pandangan yang negativ ini untuk dirobah menjadi positiv melalui "Agama" dan segala iming-iming sorgawi.

Oleh sebab itulah mang Ucup menilai agama itu entah agama apapun juga, sebenarnya hanya sekedar merupakan obat pembius otak, atau senjata agar dinamika akal kita bisa "menangkap" arti kematian manusia secara positif.

Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.

Satu detik setelah anda mati, anda tidak ada apa-apanya lagi selain "seonggok daging". Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut, sehingga akhirnya "onggokkan daging dan tulang" yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan.

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua "kenyataan" dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan "hari-hari indah" di dunia ini.

Mang, manusia kan punya jiwa ? Kemana tuh nanti perginya roh/jiwa itu ? Apakah keberadaan roh/jiwa itu bisa dibutikan secara ilmiah ? Ingin tahu jawabannya mengenai jiwa dan roh berdasarkan penelitian ilmiah jadi bukan hanya sekedar dongeng dari buku agama, baca sambungannya !

Mang ucup
Email: mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.net

No comments: