Sunday, September 16, 2007

Antisipasai

Oleh Samsudin Berlian
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0709/14/utama/3830731.htm
===================

Akhir-akhir ini antisipasi naik daun dan sering dipakai dalam media massa dengan arti yang sekilas mirip tapi sebetulnya berseberangan dengan makna semulanya. Banyak komentator sepak bola senang menyatakan bahwa kiper Han Daal berhasil mengantisipasi tendangan keras penyerang Jack Gowan. Mungkin mereka sudah membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan contoh serupa itu. Kompas (31/8) memajang judul besar di halaman 17, "Antisipasi Kekacauan Penyeberangan Disiapkan", untuk berita tentang upaya mengatasi kemacetan penghubung Sumatera-Jawa.

Kata kerja to anticipate punya beragam arti karena pemakaiannya yang luas. Menurut Webster ia bisa berarti: menyadari, memikirkan, melihat, melakukan, atau merasakan sebelum sesuatu terjadi (Mata Mulyo berbinar mengantisipasi sambutan hangat bakal mertuanya); menunggu-nunggu (dengan yakin); melakukan (sesuatu) sebelum orang lain melakukannya; melaksanakan (kehendak orang) sebelum (kehendak itu diutarakan) (Wahyu mengantisipasi kebutuhan bos barunya yang tiba minggu depan dengan menyusun daftar rumah yang disewakan di sekitar kantor); mengambil tindakan perlawanan sebelum (serangan terjadi); mengatakan (sesuatu) sebelum waktu yang tepat; membelanjakan (dana) sebelum waktunya; membagi-bagikan tugas sebelum waktunya. Boleh juga kata itu dipakai dalam arti memperkirakan atau mengharapkan.

Semua makna antisipasi itu berkaitan dengan sesuatu yang dipersiapkan, dipikirkan, dikerjakan, dirasakan sebelum kejadian tertentu karena unsur anti- dalam kata itu tak berhubungan dengan makna bertentangan atau berlawanan, melainkan berarti sama dengan ante: sebelum atau di muka.

Jadi, bagaimana kiper mengantisipasi tendangan lawan? Kata itu hanya tepat kalau si kiper tidak tahu apakah bola akan ditendang ke gawang atau tidak, atau ke arah mana bola akan disepak. Kalau kiper bergerak memblok bola sesudah bola itu ditendang, dia tidak mengantisipasi melainkan mengatasi. Kalau kiper bergerak sebelum bola ditendang dari titik penalti, dia mengantisipasi; kalau sesudah, namanya bereaksi.

Kembali ke "Antisipasi Kekacauan Penyeberangan Disiapkan". Isi beritanya keputusan Departemen Perhubungan menyediakan kapal cadangan. Kekacauan sudah terjadi, kapal belum disiapkan. Jelas kata kerja yang lebih tepat: menanggapi, menjawab, atau mengatasi. Kalau persiapan tiga bulan lalu dan sekarang kapal cadangan sudah berfungsi, barulah bisa dipakai antisipasi. Tentu tak akan ada berita kekacauan di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni. Wartawan yang mengenal baik cara kerja birokrasi Indonesia bolehlah mulai mengantisipasi kekacauan yang akan terjadi di sekitar Lebaran dalam urusan transportasi darat, laut, dan udara dengan menilik dan menelik persiapan dirjen perhubungan.

Jelas, ada kecenderungan memakai antisipasi dengan menghilangkan unsur sebelum dari makna aslinya dan menjadikannya sekadar padanan penyelesaian, tanggapan, tindakan mengatasi, yang lebih menekankan reaksi sesudah suatu peristiwa. Akibatnya, hilang dari antisipasi kandungan kreativitas energi mental, intelektual, dan emosional dalam diri seorang pengantisipasi dalam pergumulannya dengan ketakpastian masa depan. Yang tinggal hanya upaya cari jalan keluar, cari selamat dari persoalan yang sudah muncul di depan mata. Penting memang, tapi tanpa kekayaan imajinasi.

Tanpa kesigapan dan kesiagaan mental yang berwujud dalam pemahaman akan unsur sebelum dalam antisipasi, Indonesia saban tahun bisa jadi tambah pintar menanggulangi macet, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan, byar-pet, tapi kejadiannya sendiri akan terus berulang sebagai ciri khas sejarah pahit Nusantara.

Samsudin Berlian Pengamat Bahasa

No comments: