Wednesday, September 26, 2007

Burn Out = Gosong Jiwa

Menjelang Hari Raya Lebaran ini banyak orang yang merasa "Burn Out", alias gersang semangat atau gosong jiwa. Bagaimana tidak capek, kita kerja siang malam dimana boro-boro uang lemburnya dibayar, dihargaipun tidak. Harga kebutuhan barang pokok semakin meningkat, hari lebaran pun sudah berada diambang pintu, tetapi tidak ada penghasilan tambahan yang bisa diharapkan. Sedang tagihan datang bertubi-tubi. Pasangan hidup dirumahpun bisanya hanya ngomel melulu, tanpa bisa dan mau mengerti perasaan maupun keadaan yang sedang saya hadapi. Jadi wajarlah kalau saya merasa seakan-akan kepala ini mau pecah !

Kata "Burn Out" itu sendiri diserap dari bahasa gaul Inggris yang bisa diartikan kelelahan fisik dan emosional. Kata tersebut pertama kalinya diungkapkan oleh seorang psikonanalis Jerman Herber Freudenberger pada tahun 1974.

Burn Out itu seperti juga api yang mulai meredup karena kehabisan bahan bakar. Hal ini bisa terjadi juga dengan manusia, dimana kita merasa seakan-akan tidak memiliki gairah maupun semangat hidup lagi. Rasanya tenaga maupun pikiran ini jadi kosong dan hampa.

Hal ini terjadi karena bukan hanya sekedar disebabkan oleh kelelahan fisik saja (physical exhaustion), tetapi juga oleh kelelahan emosional (emotional exhaustion), maupun kelelahan mental (mental exhaustion). Hal ini membuat orang jadi capek mikir, merasa jenuh, apatis, cuek dan masa bodo.

Gejala Burn Out lainnya ialah dimana kita merasa gagal, seakan-akan semua perjuangan kita itu sia-sia saja dan tidak ada artinya. Kita merasa diperlakukan tidak adil dan juga tidak dihargai. Hal inilah yang membuat diri kita menjadi kecewa berat dan stress dan kehilangan kepercayaan maupun harga diri.

Burn Out bukan hanya bisa terjadi di perusahaan saja, tetapi juga dilingkungan keluarga. Dimana sudah tidak ada rasa kasih lagi antara satu dengan yang lain. Rasa hubungan yang pada awalnya berkobar menyala-nyala begitu besar; akhirnya menjadi redup terbakar habis seperti juga lilin. Hal ini pada umumnya terjadi karena adanya kejenuhan dalam perkawinan, sehingga tidak ada komunikasi lagi antara satu dengan yang lain. Maklum segala jerih payah, pengorbanan yang diberikan itu boro-boro dihargai, waktu saja sudah tidak bisa/mau ia berikan lagi.

Berdasarkan penelitian dari Christine Maslach dan Michael P. Leister dalam bukunya: "The Truth About Burnout". Orang yang sedang mengalami Burn Out, pada umumnya ingin menyendiri, dan tidak ingin banyak bicara. Mereka ingin mencari ketenangan. Mereka tidak membutuhkan segala macam nasehat, sebab nasehat maupun usulan-usulan apapun yang diberikan; bisa disalah artiken sebagai kritikan. Masalahnya orang yang sedang mengalami Burn Out itu sangat sensitive sehingga mudah sekali tersinggung.

Berikanlah mereka waktu untuk menenangkan diri, dan jangan sekali-sekali memaksakan mereka untuk melakukan apapun juga misalnya "kapan mau kerja lagi?" ataupun mengajak mereka ke tempat-tempat Dugem seperti bioskop, Disco dsb-nya.

Sama seperti juga HP yang kehabisan batterie, untuk ini HP tsb butuh waktu untuk di charge lagi. Begitu juga dengan manusia yang mengalami Burn Out, mereka butuh waktu agar dapat memulihkan kembali semangat maupun gairah hidup mereka.

Sedangkan cara lainnya ialah dengan melakukan senam Tai Chi, sebab senam Tai Chi itu bukan hanya untuk kebugaran jasmani saja, tetapi juga rohani. Tai Chi merupakan meditasi gerak yang menyadi penyeimbangan atas meditasi duduk.

Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.net

No comments: