Saturday, September 22, 2007

Bulan dan Cendol

Oleh BUDIARTO SHAMBAZY
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0709/22/utama/3861228.htm
======================

Presiden Bank Dunia Robert Zoellick adalah seorang tokoh yang menyiapkan Project for the New American Century, kelompok penganjur serbuan ke Irak. Ia adalah seorang neokonservatif, seperti orang yang digantikannya, Paul Wolfowitz.

Pada era Presiden George WH Bush, Zoellick menjadi Wakil Menlu Urusan Ekonomi dan Pertanian. Di era Presiden George W Bush, ia adalah Wakil Perdagangan Amerika Serikat, lalu Presiden Bank Dunia.

Zoellick "pembuat berita" setelah meluncurkan StAR (Prakarsa Pemulihan Aset Curian). Saya malu jadi orang Indonesia karena Pak Harto pencuri aset terbesar versi StAR.

Saya malu Bung Karno diperlakukan bak narapidana. Saya malu Pak Habibie lebih suka tinggal di luar negeri.

Saya malu Gus Dur diturunkan dari jabatannya. Dan, saya malu Pak Presiden mau menemui Zoellick di New York—ia "kecil" untuk berhadapan dengan Presiden kita.

Menurut saya, StAR tak lebih dari "isu hiasan" untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan di Irak. Presiden Bush perlu berbagai prakarsa baru untuk menegaskan hegemoni AS sebagai adidaya.

China calon adidaya baru, Rusia sedang mengembangkan sayap. Itu sebabnya Bush menggelar tameng misil di Eropa Timur, mengembangkan "Star Wars" lagi, dan "cari muka" dari Dunia Ketiga lewat StAR.

Wolfowitz sering berbicara tentang tekad memberantas korupsi di Dunia Ketiga. Ironisnya ia mundur karena terlibat korupsi gara-gara hubungan asmara dengan Shaha Riza.

Menurut StAR, Pak Harto mencuri 15 miliar-35 miliar dollar AS atau Rp 135 triliun-Rp 315 triliun. Jumlah itu fantastis karena jauh di atas urutan kedua, Presiden Filipina Ferdinand Marcos yang berjumlah Rp 45 triliun-Rp 90 triliun.

Kalau mau realistis, negeri ini sudah 10 tahun berkutat dengan korupsi Pak Harto. Prosesnya mirip dengan lelucon tanpa akhir, termasuk diumbarnya detail kesehatan Pak Harto walau rahasia pasien mesti dijamin.

StAR mengungkap "10 pencuri aset terbesar". Selain Pak Harto dan Marcos di urutan 3-5 ada Presiden Zaire Mobutu Sese Seko, Presiden Nigeria Sani Abacha, dan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic.

Lalu urutan 6-10 Presiden Haiti Jean-Claude Duvalier, Presiden Peru Alberto Fujimori, PM Ukraina Pavlo Lazarenko, Presiden Nikaragua Arnold Aleman, dan Presiden Filipina Joseph Estrada.

Selain "10 pencuri aset terbesar" itu, Konvensi PBB Membasmi Korupsi (UN Convention Against Corruption/UNCAC) menyebut pencuri aset lain, yakni mantan Presiden Cile Augusto Pinochet yang menyimpan 10 ton emas di Hongkong. Aneh, Zoellick tak menyebut Reza Pahlevi, Syah Iran, sebagai pencuri aset.

Mereka memiliki persamaan, yakni dituding sebagai pencuri setelah tak berkuasa lagi. Sewaktu berkuasa mereka didukung negara-negara maju di Barat dan juga oleh Bank Dunia serta IMF.

Mereka didukung karena sebagian besar jenderal yang antikomunis. Mereka dibanjiri dana "bantuan ekonomi" yang dirancang Barat yang tidak gratis, yang bernama utang luar negeri.

Utang luar negeri disalurkan dengan berbagai syarat ketat, termasuk melibatkan berbagai multinational corporation (MNC) Barat mengerjakan proyek pembangunan yang tak perlu dan boros. Rezim Dunia Ketiga kebagian "kue pembangunan" yang menciptakan kleptokrasi yang tamak.

"Prestasi" rezim dipuja-puji, utang ditambah tiap tahun, dan rakyat makin miskin. Tatkala sang rezim tak mampu lagi membayar utang, ia melégo sumber-sumber daya alam negaranya.

Ketika rezim kehilangan legitimasi karena penguasa jadi diktator, Barat mulai meneriakkan demokrasi dan jadi pahlawan pembela rakyat. Barat menyuplai senjata dan dana kepada gerilyawan/LSM untuk menjatuhkan sang penguasa.

Okelah StAR atau UNCAC penting dimaknai, tetapi lebih penting lagi memerangi korupsi di dalam negeri. Korupsi di sini semakin, maaf, tidak beradab dan pemberantasannya "tebang pilih".

Dalam laporannya tahun ini, UNCAC menyebut korupsi di Aceh. "Setelah tsunami 2004 ada janji bantuan 7 miliar dollar AS, tetapi penyaluran dana itu lambat karena korupsi," kata laporan itu.

"Di Aceh diperkirakan 30-40 persen bantuan telah dicuri. Seperempat dari 50.000 rumah yang dibangun untuk korban sudah roboh dan harus dibangun kembali karena 70 persen bahan kayunya tak memenuhi syarat dan tak akan bisa bertahan dalam 12 bulan," lanjut laporan itu.

Korupsi Orde Baru tak dilakukan Pak Harto saja, tetapi juga melibatkan mereka yang kini berada di berbagai lapisan kekuasaan. Misalnya, ada dimensi baru penyidikan korupsi Asabri dan lihat saja perlakuan DPR, Golkar, PSSI, dan aparat terhadap Nurdin Halid.

Rakyat sebenarnya berharap kecipratan dana minimal Rp 135 triliun yang konon dicuri Pak Harto. Masih segar dalam ingatan rekening Tommy Soeharto singgah ke rekening Dephuk dan HAM dan penyelesaiannya tak jelas sampai kini.

Jika pecahan Rp 100.000 disambung-sambung, Rp 135 triliun itu panjangnya 2.025 juta kilometer. Kalau uang itu dibawa dari Bumi ke Bulan untuk dipajang menghiasi langit, diperlukan lima kali peluncuran roket Rusia, Soyuz, dari Pulau Biak.

Andaikan dibelikan cendol untuk buka puasa bareng, Rp 135 triliun tersebut niscaya dapat dinikmati setiap warga negeri ini tanpa kecuali. Dan, setiap orang masih bisa tambah semangkuk lagi!

Kalau Anda enggak percaya, hitung saja sendiri.

No comments: